RASIONALISASI PENEMPATAN STASIUN HUJAN MENGGUNAKAN METODE KAGAN-RODDA DI WILAYAH KOTA METRO
Abstract
Hasil analisa hidrologi bergantung pada ketersediaan data hidrologinya yaitu berupa data hujan dari stasiun hujan sebagai input dalam analisa. Keakuratan data hidrologi dipengaruhi oleh jumlah stasiun hujan pada suatu daerah aliran sungai, kerapatan, pola penyebarannya, serta ketelitian dalam pencatatan data hujan. Apabila jumlah stasiun hujan sedikit maka tingkat keakuratan dari data tersebut akan berkurang. Namun apabila stasiun hujan diperbanyak maka biaya operasional yang dikeluarkan akan membengkak di antaranya biaya operasional harian serta biaya perawatan. Selain itu hal ini juga akan memakan waktu yang lebih lama dalam proses analisa data. Sehingga jumlah dan penempatan stasiun hujan pada suatu wilayah harus tepat untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan luas wilayah sekitar 66,34 km2 dan panjang aliran sungai 12 km, Kota Metro memiliki 5 titik stasiun hujan yang tersebar pada setiap kecamatan. Jumlah dan letak pos hujan menjadi hal yang di perlu diperhatikan terkait ketersedian data hujan. Penempatan stasiun hujan di wilayah Kota Metro dapat di optimalkan dengan menggunakan metode Kagan-Rodda. Berdasarkan pola penyebaran dan kerapatan jaringan stasiun hujan dengan titik simpul jaring-jaring Kagan-Rodda dengan nilai L=3,897 km, merubah jumlah dan penempatan stasiun menjadi 4 stasiun hujan yang direkomendasikan. Dengan perubahan jumlah tersebut didapatkan bahwa kesalahan relatif rerata untuk curah hujan rancangan dan metode Kagan-Rodda sebesar 1,4492%.