PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR SEKRETARIAT DPRD KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG
Abstract
Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan secara nasional tergantung dari kesempurnaan aparatur negara. Dalam posisi aparatur negara sebagai alat untuk melaksanakan pembangunan, diperlukan adanya aparatur yang benar-benar mempunyai kemampuan manajemen, berdayaguna, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Memberi pelayanan yang berkualitas dan mampumemberikan kepuasan bagi masyarakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah. Kinerja pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja pemerintah. Fungsi pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan dari reformasi birokrasi. Persepsi masyarakat yang selama ini cenderung dijadikan objek pelayanan, dalam arti masyarakat yang melayani harus dihilangkan. Setiap aparatur pemerintah harus mulai bersikap professional dalam memberikan pelayanan dan menjadikan masyarakat yang harus dilayani (Armin dkk, 2017).
Aparatur sipil negara memiliki peran yang sama dalam penentu, yaitu sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengontrol pembangunan, oleh karena itu aparatur sipil negara mempunyai peran penting untuk mempercepat penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan nasional. Salah satu pendekatan yang sangat berpengaruh adalah paradigma baru tentang kinerja pegawai dan orientasi pelayanan aparatur adalah kepemimpinan yang didukung oleh motivasi kerja.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Metro Lampung? (2) Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Metro Lampung? (3) apakah gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Metro Lampung?
Penelitian ini dilakukan di Sekretariat DPRD Kota Metro Lampung dengan responden 62 pegawai. Teknik pengambilan sampel menggunakan propotional random sampling dan didukung dengan teknik analisis data menggunakan SPSS.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat diartikan bahwa dorongan pada karyawan melalui keaktifannya dalam beraktifitas pada saat penyelesaian pekerjaan belum mampu meningkatkan kualitas pekerjaan secara kuantitas.